Bagaimana cara menghitung masa subur setelah haid pada wanita? Apa saja tanda yang bisa kita cermati? Penjelasannya tersaji secara lengkap dalam artikel ini, simak hingga akhir ya.
Menghitung masa subur wanita setelah haid merupakan salah satu langkah atau cara untuk meningkatkan peluang kehamilan. Oleh karena itu, membuat catatan periode haid setiap bulannya sangat penting untuk dilakukan, terutama bagi wanita yang sudah menikah dan ingin segera mempunyai anak.
Masa subur wanita sendiri terjadi sekitar pertengahan siklus menstruasi, yaitu sekitar 12-16 hari sebelum hari pertama menstruasi berikutnya. Masa subur wanita dimulai 5 hari sebelum ovulasi hingga 1 hari setelah ovulasi, karena pada saat ovulasi inilah sel telur dilepaskan dari ovarium dan harus dibuahi dalam waktu 12-24 jam.
Baca Juga : 4 Fase Menstruasi yang Harus Kamu Ketahui
Bagaimana Tanda-tanda Masa Subur Setelah Haid?
Tanda-tanda masa subur yang umumnya muncul setelah menstruasi pada wanita adalah:
1. Lendir serviks
Lendir serviks dapat berubah selama siklus menstruasi. Setelah menstruasi, lendir biasanya sangat sedikit atau kental. Namun, saat masa subur mendekati, lendir serviks dapat menjadi bening, licin, dan elastis, mirip dengan putih telur ayam.
2. Rasa nyeri
Beberapa wanita mengalami rasa nyeri atau ketidaknyaman di perut bagian bawah saat masa subur. Hal ini disebabkan oleh pelepasan sel telur (ovulasi) dari ovarium.
3. Peningkatan gairah seksual
Beberapa wanita mengalami peningkatan dorongan seksual saat mendekati masa subur. Ini dapat menjadi respons alami tubuh untuk meningkatkan peluang pembuahan.
4. Perubahan dalam indra penciuman
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa wanita mungkin lebih peka terhadap aroma tubuh pasangan selama masa subur. Ini bisa menjadi tanda yang sangat subtil.
5. Nyeri Payudara
Selain itu sebagian wanita juga mengalami pembengkakan atau nyeri ringan pada payudara saat mendekati masa subur.
6. Suhu basal tubuh
Suhu basal tubuh (BBT) adalah suhu tubuh saat istirahat. Biasanya, BBT naik setelah ovulasi. Jika memantau BBT secara teratur, Anda dapat melihat peningkatan yang tajam dalam BBT setelah ovulasi. Perlu diingat bahwa tanda-tanda masa subur pada setiap wanita berbeda, sehingga tidak bisa disama ratakan.
Bagaimana Cara Menghitung Masa Subur Wanita?
Menghitung masa subur wanita dapat dilakukan dengan beberapa metode yang berbeda, tergantung pada siklus menstruasi setiap wanita. Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah “metode kalender” atau “metode penanggalan,” yang melibatkan perhitungan berdasarkan siklus menstruasi.
Berikut adalah cara menghitung masa subur menggunakan metode kalender:
1. Kenali panjang siklus menstruasi
Hitung beberapa hari antara hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi biasanya berkisar antara 21 hingga 35 hari. Namun jika siklus menstruasi tidak teratur Anda dapat mencatat durasi siklus selama beberapa bulan dan hitung rata-ratanya.
2. Tentukan hari pertengahan siklus
Dengan mengetahui panjang siklus, temukan hari pertengahan siklus. Misalnya jika siklus rata-rata 28 hari, maka hari pertengahan siklus Anda adalah hari ke-14.
3. Tentukan jendela masa subur
Masa subur biasanya berlangsung beberapa hari sebelum dan sesudah hari pertengahan siklus. Hal ini dapat bervariasi tergantung pada panjang siklus Anda. Jika siklus Anda adalah 28 hari, maka masa subur kemungkinan besar berada sekitar hari ke-12 hingga hari ke-16.
Jika ingin menggunakannya untuk merencanakan kehamilan atau kontrasepsi, sangat disarankan untuk melakukan konsultasi dengan ahli kesehatan atau dokter yang dapat memberikan bimbingan secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan Anda.
Baca Juga : Penyebab Darah Haid Menggumpal. Normal atau Berbahaya?
Selain itu pastikan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi agar tetap sehat, salah satunya dengan menjaga kebersihan area kewanitaan. Lalu bagaimana caranya?
Menjaga kebersihan area kewanitaan merupakan kewajiban bagi semua wanita. Hal ini untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit area kewanitaan. Salah satu upaya yang dapat Anda lakukan adalah dengan menggunakan produk ramah lingkungan, seperti pembalut kain dari Nadnad Indonesia.
Nadnad Menspad merupakan pembalut kain ramah lingkungan tanpa mengandung bahan-bahan kimia, sehingga aman digunakan saat menstruasi karena tidak akan menimbulkan iritasi pada kulit.
Selain itu menggunakan pembalut kain dari Nadnad Indonesia dinilai lebih ekonomis karena menspad tersebut dapat digunakan berulang kali dalam jangka waktu 2-3 tahun dengan perawatan yang baik.
Jadi tunggu apalagi? Yuk pesan Nadnad Menspad sekarang!